Selasa, 30 Januari 2018

SEJARAH PRAMUKA INDONESIA

SEJARAH PRAMUKA INDONESIA

Pada tahun 1912 didirikan kepanduan di Indonesia oleh Belanda. Kemudian di Jakarta “Nederland Padvinders Vreeninging” (NPV) sebagai cabang dari negeri Belanda . Dengan perkembangannya kemudian didirika “Nederland Indische Padvinders Vreeninging” (NIPV) Organisasi ini membuka anak-anak dan pemuda Indonesia. Pada tanggal 4 september 1914 banyak oraganisasi kepanduan yang bergabung dalan organisasi “NIPV”.
Namun karena dalam “NIPV” ada janji yang berbunyi “Setia Pada Sri Ratu” maka beberapa kepanduan menolak untuk bergabung dan mengganti janji tersebut dengan “ Setia Kepada Tanah Air Dan Bangsa”.
Pada tanggal 1916 Para pemuda Indonesia untuk pertama kalinya membentuk organisasi kepanduan sendiri atas prakasa “Mangku NegaraVII” di Solo dengan nama “JPO” (Javanise Padvinders Organisatie). Kemudian disusul dengan dibentuknya kepanduan “Taruna Kembang” Dilingkungan Kesultanan Solo dibawah pimpinan “Pangeran Surjo Broto”.
Pada tanggal 1922 organisasi “Jong Java” membentuk kepanduan sendiri dengan nama “Jong Java Padvinders”(JJP) sedangkan “Jong Islamieten Bond” membentu National Islamitisce Padvinders(NATIPIJ) disusul kemudian organisasi keagamaan Muhamadiyah mendirikan kepanduan sendiri dengan nama “Hisbul Wathon”(HW) pada tahun1923.
Pada tahun 1924 “BUDI UTOMO” yang telah menjadi organisasi politik mendirikan“Nationale Padvinders”, Sedangkan sariat islam membentuk organisasi Wira Tamtama. Perlu diketahui bahawa yang merubah istilah Padvinders menjadi pandu adalah pendiri syareat islam yaitu “K.H. Agus Salim” karena beliau tidak setuju dengan janji NIPV. Demikianlah menjelang tahun 1925 berbagai organisasi politik, social maupun keagamaan beramai-ramai membentuk organisasi kepanduan. Diantaranya “SIAP”(Serikat Islam Angkatan Pandu), “KBI” (Pandu Kebangsaan Indonesia), “HW” (Hisbul Wathon), PII (Pandu Islam Indonesia), Perkati (Persatuan Kepanduan Tionghwa) dll.
Sumpah pemuda yang di cetuskan dalam kongres pemuda pada tanggal 28 oktober 1928, benar-benar menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk bergerak lebih maju. Adanya larangan pemerintah “Hindia Belanda” kepada organisasi kepanduan diluar NIPV, untuk menggunakan istilah padvinders dan padvindery, maka KH.Agus Salim Menggunakan pandu dan kepanduan untuk mengganti istilah itu dengan meningkatkan kesadaranNasional Indonesia, maka timbulah niat untuk mengeratkan persatuan antara organisasi-organisasi kepanduan, ini menjadi kenyataan pada tahun 1930dengan adanya INPO (Indoneshe Padvinders Organizatie), PK (Pandu Kesultanan) dan PPS (Pandu Pemuda Sumatra) berdiri menjadi satu di satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) Kemudian terbentuklah suatu federasi yang dinamakan “Persatuan Antar Pandu Indonesia” (PAPI) pada tahun 1931 yang kemudian berubah menjadi “Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia” (BPUPKI) pada tahun 1938.
Diwaktu pendudukan Jepang (Perang Dunia II) Oleh penguasa Jepang di Indonesia organisasi tersebut dilarang adanya. Tokoh-tokoh pandu banyak yang masuk dalam organisasi Sinend keibodan dan Pembela Tanah Air (PETA) sesudah proklamasi kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945, di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Setelah pengakuan kedaulatan maka di dalam alam liberal, terbentuklah kesempatan kepada siapapun untuk membentuk organisasi-organisasi kepanduan, berdirilah kembali organisasi HW,SIAP,Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, KBI dan lain-lain.
Menjelang Tahun 1961 Kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan, suatu keadaan yang sangat lemah, meskipun sebagian dari organisasi itu terhimpun di dalam tiga federasi organisasi kepanduan yaitu IPINDO , POPPINDO dan PKPI.
Dan Karena banyaknya organisasi kepanduan yang ada pada saat itu dikuatirkan oleh “Bung Karno” terjadi persaingan yang tidak sehat maka oleh beliau pada tanggal 9 Maret 1961 seluruh organisasi kepanduan yang ada di Indonesia dilebur menjadi satu yaitu Pramuka yang artinya menurut beliau adalah pemimpin. Dengan kepres No.238 Tahun 1961 yang ditanda tangani oleh Ir.Juanda.
Namun pada tanggal 9 Maret 1961 tersebut belum ada lambangnya, usai pada tanggal 14 Agustus 1961 secara resmi sihouette tunas kelapa di jadikan lambing gerakan pramuka yang ditemukan oleh Soenardjo Atmodipuro.

Tokoh, Tanggal dan kejadian penting :
1.        Bapak Pandu Indonesia               :   Sri Sultan Hamengkubuono IX
2.        Bapak Pramuka Indonesia           :   K.H Agus Salim
3.    Peringatan Pramuka Nasional     :   14 Agustus sejak didirikan tahun 1961

Tidak ada komentar:

Posting Komentar