SEJARAH PRAMUKA INDONESIA
Pada
tahun 1912 didirikan kepanduan di Indonesia oleh Belanda. Kemudian di Jakarta
“Nederland Padvinders Vreeninging” (NPV) sebagai cabang dari negeri Belanda .
Dengan perkembangannya kemudian didirika “Nederland Indische Padvinders
Vreeninging” (NIPV) Organisasi ini membuka anak-anak dan pemuda Indonesia. Pada
tanggal 4 september 1914 banyak oraganisasi kepanduan yang bergabung dalan
organisasi “NIPV”.
Namun
karena dalam “NIPV” ada janji yang berbunyi “Setia Pada Sri Ratu” maka beberapa
kepanduan menolak untuk bergabung dan mengganti janji tersebut dengan “ Setia
Kepada Tanah Air Dan Bangsa”.
Pada
tanggal 1916 Para pemuda Indonesia untuk pertama kalinya membentuk organisasi
kepanduan sendiri atas prakasa “Mangku NegaraVII” di Solo dengan nama “JPO”
(Javanise Padvinders Organisatie). Kemudian disusul dengan dibentuknya
kepanduan “Taruna Kembang” Dilingkungan Kesultanan Solo dibawah pimpinan
“Pangeran Surjo Broto”.
Pada
tanggal 1922 organisasi “Jong Java” membentuk kepanduan sendiri dengan nama
“Jong Java Padvinders”(JJP) sedangkan “Jong Islamieten Bond” membentu National
Islamitisce Padvinders(NATIPIJ) disusul kemudian organisasi keagamaan
Muhamadiyah mendirikan kepanduan sendiri dengan nama “Hisbul Wathon”(HW) pada
tahun1923.
Pada
tahun 1924 “BUDI UTOMO” yang telah menjadi organisasi politik
mendirikan“Nationale Padvinders”, Sedangkan sariat islam membentuk organisasi
Wira Tamtama. Perlu diketahui bahawa yang merubah istilah Padvinders menjadi
pandu adalah pendiri syareat islam yaitu “K.H. Agus Salim” karena beliau tidak
setuju dengan janji NIPV. Demikianlah menjelang tahun 1925 berbagai organisasi
politik, social maupun keagamaan beramai-ramai membentuk organisasi kepanduan.
Diantaranya “SIAP”(Serikat Islam Angkatan Pandu), “KBI” (Pandu Kebangsaan
Indonesia), “HW” (Hisbul Wathon), PII (Pandu Islam Indonesia), Perkati
(Persatuan Kepanduan Tionghwa) dll.
Sumpah
pemuda yang di cetuskan dalam kongres pemuda pada tanggal 28 oktober 1928,
benar-benar menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk bergerak lebih
maju. Adanya larangan pemerintah “Hindia Belanda” kepada organisasi kepanduan
diluar NIPV, untuk menggunakan istilah padvinders dan padvindery, maka KH.Agus
Salim Menggunakan pandu dan kepanduan untuk mengganti istilah itu dengan
meningkatkan kesadaranNasional Indonesia, maka timbulah niat untuk mengeratkan
persatuan antara organisasi-organisasi kepanduan, ini menjadi kenyataan pada
tahun 1930dengan adanya INPO (Indoneshe Padvinders Organizatie), PK (Pandu
Kesultanan) dan PPS (Pandu Pemuda Sumatra) berdiri menjadi satu di satu
organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) Kemudian terbentuklah suatu
federasi yang dinamakan “Persatuan Antar Pandu Indonesia” (PAPI) pada tahun
1931 yang kemudian berubah menjadi “Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan
Indonesia” (BPUPKI) pada tahun 1938.
Diwaktu
pendudukan Jepang (Perang Dunia II) Oleh penguasa Jepang di Indonesia
organisasi tersebut dilarang adanya. Tokoh-tokoh pandu banyak yang masuk dalam
organisasi Sinend keibodan dan Pembela Tanah Air (PETA) sesudah proklamasi
kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan yaitu
Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945, di Sala sebagai
satu-satunya organisasi kepanduan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Setelah pengakuan kedaulatan maka di dalam alam liberal, terbentuklah
kesempatan kepada siapapun untuk membentuk organisasi-organisasi kepanduan,
berdirilah kembali organisasi HW,SIAP,Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen,
Pandu Katholik, KBI dan lain-lain.
Menjelang
Tahun 1961 Kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100
organisasi kepanduan, suatu keadaan yang sangat lemah, meskipun sebagian dari
organisasi itu terhimpun di dalam tiga federasi organisasi kepanduan yaitu
IPINDO , POPPINDO dan PKPI.
Dan
Karena banyaknya organisasi kepanduan yang ada pada saat itu dikuatirkan oleh
“Bung Karno” terjadi persaingan yang tidak sehat maka oleh beliau pada tanggal
9 Maret 1961 seluruh organisasi kepanduan yang ada di Indonesia dilebur menjadi
satu yaitu Pramuka yang artinya menurut beliau adalah pemimpin. Dengan kepres
No.238 Tahun 1961 yang ditanda tangani oleh Ir.Juanda.
Namun
pada tanggal 9 Maret 1961 tersebut belum ada lambangnya, usai pada tanggal 14
Agustus 1961 secara resmi sihouette tunas kelapa di jadikan lambing gerakan
pramuka yang ditemukan oleh Soenardjo Atmodipuro.
Tokoh, Tanggal dan
kejadian penting :
1.
Bapak Pandu
Indonesia : Sri Sultan Hamengkubuono IX
2.
Bapak
Pramuka Indonesia : K.H Agus Salim
3. Peringatan Pramuka Nasional : 14 Agustus sejak
didirikan tahun 1961
Tidak ada komentar:
Posting Komentar